Badan Penerbitan dan Pers Mahasiswa
Nuansa, Kompas Mahasiswa, Express

Pendidikan Gratis Kembali Digugat

Label:

Senin (4/5) bukan tanggal yang istimewa tentunya bagi sebagian mahasiswa, namun tidak bagi para anggota BEM KM dan BEM fakultas. Mereka disibukan oleh persiapan memperjuangkan kepentingan rakyat di depan gedung DPRD Jateng.

Waktu menunjukan pukul 08.00 WIB ketika seseorang dengan jaket kuning Unnes keluar dari gedung PKMU. Kemudian dia mengkoordinir rekan-rekannya yang sudah berada di depan gedung. ”Sudah siap semuanya?” Suara lantangnya membuat semua orang yang ada di sana melihat kepadanya. Dengan menggunakan satu mobil dan beberapa motor, akhirnya mereka pun berangkat.

Para mahasiswa itu memulai aksi dengan salam, dilanjutkan dengan meminta izin kepada warga Semarang bahwa hari itu mereka ingin menyuarakan isi hati mereka di depan para anggota DPRD. Derap langkah mereka membuat aparat kepolisian dengan sigap mengawal mereka. Mereka sebenarnya sadar bahwa mungkin aksi mereka ini akan dianggap angin lalu saja. Namun, demi terwujudnya pendidikan gratis di Indonesia, mereka rela turun ke jalan.

Sebenarnya mereka tidak meminta sesuatu yang mustahil siang itu. Diawali dengan nyanyian serta yel-yel khas mahasiswa mereka mengorasikan unek-unek mereka. Hanityo sang koordinator aksi mulai bersuara, ”Kami siang ini berada disini untuk mengingatkan agar pemerintah daerah mau mengklarifikasi ucapan mereka bahwa pendidikan di Jawa Tengah ini tidak mungkin gratis. Padahal, pemerintah pusat sudah menyatakan, untuk tahun 2009 sekolah gratis!”

Ketua BEM fakultas se-Unnes ikut angkat bicara. Muhammad Nur Shodik, Ketua BEM FMIPA mengeluhkan, meskipun sekolah gratis tetapi masih banyak pungutan-pungutan yang tidak jelas. “Pemerintah harus lebih awas dalam mengontrol pendidikan,” tegas Shodik. Mereka juga meminta pemerintah untuk segera menghentikan komersialisasi pendidikan serta mengoptimalkan 20% APBN. Kinerja guru juga mereka soroti lewat aksi teatrikal dengan tema “Guru Telatan”.

Setelah hampir satu jam menunggu, akhirnya perwakilan mereka pun diterima oleh anggota Komisi E DPRD Sarwono dan Ali Suyono. “Terima kasih untuk para mahasiswa. Sebenarnya kami sedang memperjuangkan hal itu, cuma memang tidak diketahui banyak orang saja. Oleh karena itu, kami mohon bantuan dari kalian semua untuk bersama-sama mengawasi dan mengontrol pemerintah,” tutur Sarwono.

Dua jam berteriak-teriak dan berkoar mengeluarkan uneg-uneg mereka, mereka pun meninggalkan gedung DPRD Jateng dengan tertib. Demo berakhir dengan diperolehnya tanda tangan dari Sarwono dan Ali Suyono yang berarti bahwa DPRD akan tetap mengawasi pemerintah terutama dalam bidang pendidikan.Muhammad Khusni Ali

0 komentar:

Posting Komentar

BP2M WEB BLOG

Foto saya
Semarang, Jawa Tengah, Indonesia
Nuansa Kompas Mahasiswa Express

Followers